Allahuakbar! Harapan Ulama Palestina Kepada Indonesia: ‘Semoga Kalian yang Dimaksud Rasulullah’.
Nabi Muhammad pernah mensabdakan bahwa pembawa kejayaan akhir zaman akan datang dari arah Timur. Setelah melihat tanda-tanda yang terjadi di Indonesia, Wakil Ketua Rabithah ‘Ulama Palestina Syaikh Dr. Abu Bakr Al ‘Awawidah menyampaikan harapannya, semoga yang dimaksud Rasulullah itu adalah umat Islam Indonesia.
Sebab bangsa-bangsa lain sudah pernah dipilih Allah untuk menjayakan agama Islam. Arab sudah, Persia sudah, Kurdi sudah, Mamluk sudah, Turki juga sudah.
Berikut ini harapan Syaikh Abu Bakr seperti dikisahkan Ustadz Salim A Fillah di situs pribadinya salimafillah. Mungkin setelah melihat Aksi 212, tanda-tanda yang dilihat Syaikh Abu Bakr semakin jelas.
Suatu saat kami sedang duduk di Masjid Jogokariyan, di hadirat Syaikh Dr. Abu Bakr Al ‘Awawidah, Wakil Ketua Rabithah ‘Ulama Palestina. Kami katakan pada beliau, “Ya Syaikh, berbagai telaah menyatakan bahwa persoalan Palestina ini takkan selesai sampai bangsa Arab bersatu. Bagaimana pendapat Anda?”
Beliau tersenyum. “Tidak begitu ya Ukhayya“, ujarnya lembut.
“Sesungguhnya Allah memilih untuk menjayakan agamanya ini kepada siapa yang dipilih-Nya di antara hamba-Nya. Dia genapkan untuk mereka syarat-syaratnya, lalu Dia muliakan mereka dengan agama dan kejayaan itu,” ucapnya.
“Pada kurun awal”, lanjut beliau, “Allah memilih Bangsa Arab. Dipimpin Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, dan beberapa penguasa Daulah ‘Umawiyah, agama ini jaya. Lalu ketika para penguasa Daulah itu beserta para punggawanya menyimpang, Allahpun mencabut amanah penjayaan itu dari mereka.”
“Di masa berikutnya, Allah memilih bangsa Persia. Dari arah Khurasan mereka datang menyokong Daulah ‘Abbasiyah. Maka penyangga utama Daulah ini, dari Perdana Menterinya, keluarga Al Baramikah, hingga panglima, bahkan banyak ‘Ulama dan Cendikiawannya Allah bangkitkan dari kalangan orang Persia,” sambungnya kembali.
“Lalu ketika Bangsa Persia berpaling dan menyimpang, Allah cabut amanah itu dari mereka; Allah berikan pada orang-orang Kurdi; puncaknya Shalahuddin Al Ayyubi dan anak-anaknya. Ketika mereka juga berpaling, Allah alihkan amanah itu pada bekas-bekas budak dari Asia Tengah yang disultankan di Mesir; Quthuz, Baybars, Qalawun di antaranya. Mereka, orang-orang Mamluk,” sambung penjelasannya kembali.
“Ketika para Mamalik ini berpaling, Allah pula memindahkan amanah itu pada Bangsa Turki; ‘Utsman Orthughrul dan anak turunnya, serta khususnya Muhammad Al Fatih.”
“Ketika Daulah ‘Aliyah ‘Utsmaniyah ini berpaling juga, Allah cabut amanah itu dan rasa-rasanya, hingga hari ini, Allah belum menunjuk bangsa lain lagi untuk memimpin penjayaan Islam ini.” Tutur wakil ketua Rhabitoh tersebut.
Beliau menghela nafas panjang, kemudian tersenyum. Dengan matanya yang buta oleh siksaan penjara Israel, dia arahkan wajahnya pada kami lalu berkata.
“Sungguh di antara bangsa-bangsa besar yang menerima Islam, bangsa kalianlah yang agak pendek, berkulit kecoklatan, lagi berhidung pesek”, katanya sedikit tertawa, “Yang belum pernah ditunjuk Allah untuk memimpin penzhahiran agamanya ini.”
“Dan bukankah Rasulullah bersabda bahwa pembawa kejayaan akhir zaman akan datang dari arah Timur dengan bendera-bendera hitam mereka? Dulu para ‘Ulama mengiranya Khurasan, dan Daulah ‘Abbasiyah sudah menggunakan pemaknaan itu dalam kampanye mereka menggulingkan Daulah ‘Umawiyah. Tapi kini kita tahu dunia Islam ini membentang dari Maghrib dari Maroko, sampai Merauke”, ujar beliau terkekeh.
“Maka sungguh aku berharap, yang dimaksud oleh Rasulullah itu adalah kalian, wahai bangsa Muslim Di Nusantara. Hari ini, tugas kalian adalah menggenapi syarat-syarat agar layak ditunjuk Allah memimpin peradaban Islam.”
“Ah, aku sudah melihat tanda-tandanya. Tapi barangkali kami, para pejuang Palestina masih harus bersabar sejenak berjuang di garis depan. Bersabar menanti kalian layak memimpin. Bersabar menanti kalian datang. Bersabar hingga kita bersama shalat di Masjidil Aqsha yang merdeka insyallah,” ucapnya.(D/fpilover)
Kamis, 29 Juni 2017
Ungakapan Ulama' Palestina Bagi Muslim Indonesia
Kemenangan Kaum Muslimin Adalah Janji Allah
kemenangan kaum muslimin adalah janji allah ,
allah tidak akan pernah mengingkari janji nya
sesuai firman allah :
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman,
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ ڪَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَہُمُ ٱلَّذِى ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَيُبَدِّلَنَّہُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنً۬اۚ يَعۡبُدُونَنِى لَا يُشۡرِكُونَ بِى شَيۡـًٔ۬اۚ وَمَن ڪَفَرَ بَعۡدَ ذَٲلِكَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ
Artinya, “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang salih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nuur [24] ayat 55).
Apa yang telah dijanjikan oleh Allah dalam firman-Nya di atas adalah suatu masa yang sangat diimpi-impikan oleh segenap umat Islam.
Allah Maha Menepati Janji. Namun, jika melihat fakta kondisi terkini umat Islam dunia, masa yang dijanjikan oleh Allah terasa masih sangat jauh.
Kita lihat sekarang, Muslimin para penjaga Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha di Palestina kondisinya belum kunjung membaik di bawah penjajahan bangsa Israel. Suriah hancur luluh dan Muslimin di sana seperti hidangan lezat yang direbuti oleh bangsa-bangsa yang memusuhi Islam. Irak terus bergolak. Yaman setahun lebih perang saudara. Afghanistan tak kunjung damai. Muslim Rohingya tidak memiliki pijakan yang jelas di negerinya. Muslim Afrika pun terus berjuang dalam kemiskinan dan perang saudara.
Muslimin terus hidup dalam kesibukan konflik dalam negeri dan jumlah mereka yang menjadi pengungsi terus bertambah dari tahun ke tahun.
Seiring itu, negara-negara Muslim yang besar justeru menjadi pengekor negara-negara kuat yang hakekatnya sangat menginginkan Islam dan Muslim musnah dari muka bumi. Di negeri Muslim yang damai, para pemimpin hanya disibukkan urusan merebut dan mempertahankan kursi serta bagaimana cara meraup kekayaan yang sebanyak-banyaknya.
Jika melihat keadaan ini, cara untuk sampai kepada era emas yang dijanjikan Allah serasa mustahil. Tapi itulah keterbatasan akal, berbeda dengan keyakinan kita akan kebenaran janji Allah Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu dan urusan.
Kondisi lemahnya Muslimin dan kuatnya orang-orang kafir dengan konspirasinya yang terlihat canggih, tidak lepas dari keadaan yang telah Allah peringatkan dalam firman-Nya,
وَلَن تَرۡضَىٰ عَنكَ ٱلۡيَہُودُ وَلَا ٱلنَّصَـٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَہُمۡۗ قُلۡ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلۡهُدَىٰۗ وَلَٮِٕنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم بَعۡدَ ٱلَّذِى جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِۙ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّ۬ وَلَا نَصِيرٍ
Artinya, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)’. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 120).
Di ayat lain Allah mengungkapkan dengan firman-Nya,
وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بَعۡضُہُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍۚ إِلَّا تَفۡعَلُوهُ تَكُن فِتۡنَةٌ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَفَسَادٌ۬ ڪَبِيرٌ۬
Artinya, “Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para Muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. Al-Anfal [8] ayat 73).
Dalam hadits pun dijelaskan masa yang kita hadapi sekarang ini.
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring.” Kemudian seseorang bertanya, “Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata, “Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian al-wahn.” Kemudian seseorang bertanya, ”Apa itu al-wahn?” Rasulullah berkata, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 429 dan ahmad 5:278,shahih kata syaikh al albani
Dari dua ayat dan satu hadis di atas, sangat jelas penggambaran yang Allah berikan, kenapa Muslimin menjadi lemah dan orang kafir menjadi kuat.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani akan terus tanpa henti berusaha menghancurkan Islam dan Muslimin. Minimal bagi mereka, meskipun secara lahiriah kita tetap seorang Muslim, tapi cara hidup dan pemikiran kita mengikuti budaya dan pemikiran mereka.
Orang-orang kafir juga saling melindungi di antara mereka, di saat Muslimin dan para pemimpinnya saling berseteru sehingga berpecah-belah dan lemah. Diperparah oleh kondisi umat Islam yang terjangkit penyakit wahn, yaitu cinta dunia dan takut mati.
Seiring penggambaran tentang kuatnya orang-orang kafir dan melemahnya Muslimin, Allah juga menunjukkan cara agar Muslimin kembali kuat dan bisa meraih kemenangan
.
“Qul inna hudallaahi huwal hudaa (Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).”
Dalam Tafsir Ibu Katsir dijelaskan maksud dari penggalan QS. Al-Baqarah [2] ayat 120 itu adalah “Katakanlah, wahai Muhammad, sesungguhnya petunjuk Allah yang Dia telah mengutusku dengannya adalah petunjuk yang sebenarnya, yaitu agama lurus, benar, sempurna, dan menyeluruh.”
Agama yang dimaksud di sini adalah Islam yang sesuai tuntunan Al-Quran. Dan di ayat lain dijelaskan bahwa petunjuk itu tidak lain adalah Al-Quran.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
الٓمٓ (١) ذَٲلِكَ ٱلۡڪِتَـٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدً۬ى لِّلۡمُتَّقِينَ
“Alif laam miim. Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 1-2).
Dengan kata lain, jika ingin menang melawan Yahudi dan Nasrani atau golongan kafir lainnya, semua petunjuknya ada di dalam Al-Quran. Maka, umat Islam harus kembali berpedoman kepada Al-Quran. Tuntunan kemenangan Muslimin ada di dalam Al-Quran, bukan ada di akal atau kitab-kitab strategi karya manusia.
Ditegaskan pula dalam ayat lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُ ۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُ ۥ عَلَى ٱلدِّينِ ڪُلِّهِۦ وَلَوۡ ڪَرِهَ ٱلۡمُشۡرِكُونَ
Artinya, “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (QS. At-Taubah [9] ayat 33).
Musuh-musuh Islam pun telah tahu bahwa kekuatan utama umat Islam ada di dalam Al-Quran. Karenanya, dengan berbagai cara mereka berupaya menjauhkan Muslimin dari Al-Quran. Bahkan sejak anak Muslim itu berada di dalam kandungan.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَا تَسۡمَعُواْ لِهَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ وَٱلۡغَوۡاْ فِيهِ لَعَلَّكُمۡ تَغۡلِبُونَ
Artinya, “Dan orang-orang yang kafir berkata, ‘Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka)’.” (QS. Fushshilat [41] ayat 26).
Karena itu, wajiblah bagi Muslimin dan pemimpinnya kembali kepada Al-Quran secara kaffah (menyeluruh). Jika tidak, kemenangan itu akan sulit terwujud.
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
Kamis, 01 Juni 2017
UNTUKMU CALON-CALON BIDADARI SURGA, TERIMALAH NASEHAT INI DENGAN LAPANG DADA
Bismillahi’rrohmanirrohim
Assalamu’alaikum,
Maafkan aku sebelumnya, wahai ukhty
Karena hari ini aku harus jujur untuk mencambukmu dengan kata-kata yang kuharapkan kau tak segan lagi untuk berusaha memperbaiki diri
Ukhty…
Andai kau tahu, dulu aku sempat mengagumimu secara diam-diam.
Saat kulihat kau dengan percaya diri mengenakan gamis yang menghalangi pandangan setiap lelaki yang hendak menikmati keindahan auratmu
Saat itu jangankan aku, bahkan orang kafir berfikir bahwa kau sangat hebat dalam usaha menjaga perhiasan yang Allah berikan padamu
Ukhty...
Dulu aku sempat kagum padamu diam-diam
Saat ku kira engkau begitu kuatnya menjaga hati dan pergaulanmu antara sesama maupun lawan jenis
Aku salut melihat konsistennya dirimu dalam mengamalkan Al-Qur’an dan sunnah
Namun… Seketika itu semua perlahan memudar
Dan ternyata aku salah ukhty…
Kini aku tak lagi mengagumimu karena aku tau, begitu mudahnya engkau mengumbar kata-kata mesra dengan laki-laki yang bukan mahrammu
Saling berbalas perhatian yang tak semestinya, tertawa dengan candaan yang menyita perhatian lawan jenismu
Saling balas berbalas tentang perhatian dan dakwah cinta atas nama silaturahmi yang tak jelas
Saat itu, kau kemanakan Allah?
Saat itu, dimanakah imanmu bersemayam?
Kini kekagumanku padamu mulai memudar
Karena pakaian longgarmu tak jadi jaminan suci hatimu dari maksiat yang sering kau tebar
Lalu, apa yang membedakanmu dengan wanita lain?
Dimana kau selipkan rasa malu yang akan mengangkat derajatmu lebih tinggi dari mereka yang tak tersentuh dakwah keislaman?
Ukhty...
Aku tak lagi mengagumimu karena ku tau, keislamanmu masih goyang, terombang-ambing dengan kebatilan
Seharusnya kau sadar bahwa air yang cair itu tak bisa bersatu dengan minyak yang kental
Maka kau tidak bisa mencampur yang haq dan yang batil.
Kau tidak bisa menyatukan yang benar dan yang salah secara serentak
Karena itu adalah hal yang berlawanan
Ayolah ukhty…
Buat islam ini bangga dengan keakhwatanmu
Buat kami para ikhwan bangga dengan keislamanmu yang benar-benar islam
Kini,layakkan dirimu dengan panggilan akhwat!
Akhwat sejati yang hanya menapaki jalan-jalan halal
Buatlah agar para bidadari surga benar-benar merasakan cemburu padamu
Maaf, karena aku sudah melukai hatimu, ukhty.
Namun semua ini demi menyadarkanmu
Semoga pesan ini bisa membuka mata dan hatimu
Sehingga kau dapat menggunakan hidayah Allah dengan sebaik-baiknya.
Salam...
Ikhwan rahasia yang ingin agar engkau masuk surga.
***
Sahabat muslimah, hijrah memang berproses dan perlu waktu yang lama. Tapi, kalau kita masih sering berucap nanti berucap tapi, kapan hidayah Allah bisa kita nikmati? Yuk! Sekarang saatnya bulatkan tekad dan hijrah fi sabilillah. ^_^
SIAAP?
Setia Furqon Kholid
Boleh di SHARE :)